Banyaknya aktivitas manusia dapat mempengaruhi peningkatan polusi udara. Hal ini dapat dibuktikan oleh pernyataan dari analis di Center for Research on Energy and Clean Air (CREA), Lauri yang mengatakan bahwa kualitas udara di beberapa daerah membaik pada tahun 2020 karena ada pandemi sehingga orang tidak banyak melakukan aktivitas yang mengkonsumsi bahan bakar fosil.
Fun Fact
Kendaraan bermotor menyumbang 60% polusi udara di Indonesia
- Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A (Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia 2021-2024) -
Dengan meningkatnya polusi, Ketua Umum IMI mendorong masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik. Jika beralih menggunakan kendaraan listrik, maka diyakini dapat menghemat energi hingga 80%. Dengan adanya isu ini, banyak negara, termasuk Indonesia sedang giat-giatnya mendukung kendaraan listrik sebagai salah satu cara mengurangi polusi di udara. Kendaraan listirk atau yang kerap disebut sebagai Electric Vehicle (EV) menjadi salah satu sorotan dalam upaya global untuk memperjuangkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan. Namun, perlu untuk ditelaah lebih cermat lagi, apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan dari kendaraan listrik jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil? Simak pembahasannya berikut ini:
Manfaat Kendaraan Listrik
Ramah Lingkungan
Fun Fact
Penggunaan kendaraan listrik akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan mobil berbahan bakar minyak bumi.
- Peneliti dari Universitas Cambridge, Exeter, dan Nijmegen -
Kendaraan konvensional yang menggunakan mesin pembakaran internal akan memiliki jejak karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan listrik. Jejak karbon merupakan gas buangan atau emisi dari kegiatan manusia. Jika jejak karbon tinggi, maka polusi di lingkungan akan semakin tinggi sehingga bisa mempengaruhi kesehatan lingkungan dan manusia karena gas buangan memiliki kontribusi yang besar terhadap pemanasan global. Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2) yang merupakan hasil buangan kendaraan bermotor bisa menyebabkan pemanasan global yang berdampak pada iklim yang menjadi berubah-ubah. Oleh karena itu, penggunaan kendaran listrik bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi gas buangan karena kendaraan listrik minim gas buangan.
Efisiensi Energi
Kendaraan listrik lebih efisien dalam menggunakan energi dibandingkan dengan kendaraan bermesin pembakaran internal.
Fun Fact
Kendaraan listrik seperti mobil listrik dianggap bisa meningkatkan efisiensi energi hingga 80% dibandingkan dengan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak.
Sumber: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Perguruan Tinggi serta Industri Otomotif
Pada kendaraan berbahan bakar minyak, sebagian energi yang dihasilkan justru terbuang sia-sia menjadi panas dan tidak menghasilkan gerakan yang produktif. Berbeda dengan kendaraan listrik yang mayoritas energi yang dihasilkan dipergunakan untuk menggerakkan kendaraan itu sendiri. Teknologi mesin elektrik memang bisa dianggap sebagai salah satu puncak kecanggihan. Teknologi yang ada di kendaraan listrik mampu mengkonversi daya listrik dengan tingkat efisiensi yang jauh lebih baik menjadi gerakan mekanis, tanpa banyak membuang energi panas.
Biaya Operasional dan Perawatan Rendah
Kendaraan listrik memiliki biaya operasional kendaraan listrik lebih rendah karena biaya pengiritan daya listriknya lebih mudah daripada bahan bakan konvensional.
Fun Fact
Biaya operasional untuk mobil listrik lebih rendah 76% dibandingkan dengan biaya operasional kendaraan bahan bakar minyak. Biaya operasional termasuk dengan biaya perawatan, energi, dan biaya pajak.
Sumber: kompas.id
Perhitungan biaya pajak untuk kendaraan listrik juga berbeda dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak. Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, pembayaran pajak kendaraan listrik hanya 10% Dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dari pajak normal kendaraan listrik. PKB sendiri dapat dihitung dengan mengkalikan antara Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) dengan 2%. Sedangkan untuk kendaraan konvensional harus membayar PKB secara utuh.
Selain itu, untuk biaya bahan bakar kendaraan listrik relatif sangat rendah jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dengan perhitungan sebagai berikut:
Perbandingan tarif bahan bakar cukup signifikan yaitu di angka kurang lebih 1/5 lebih irit menggunakan mobil listrik.
Selain itu, kendaraan listrik juga memiliki lebih sedikit suku cadang mekanis yang bergerak sehingga memerlukan lebih sedikit waktu dan biaya untuk perawatan rutin. Padahal, untuk kendaraan konvensional membutuhkan biaya perawatan dan perbaikan yang sering kali mahal. Jadi dengan minimnya biaya untuk operasional dan perawatan, kendaraan listrik diharapkan dapat terus berkembang untuk menawarkan solusi transportasi yang lebih ekonomi dan berkelanjutan. Jadi, dalam jangka panjang penggunakan kendaraan listrik dapat membangu mengurangi beban keuangan bagi pemiliknya dan mendukung transisi menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Meskipun ada banyak kelebihan dari kendaraan listrik, tetapi tidak dapat diabaikan bahwa ada kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum akhirnya membeli kendaraan listrik. Berikut beberapa kekurangan dari kendaraan listrik yang harus dipertimbangkan:
Tantangan Penggunaan Kendaraan Listrik
Waktu Pengisian Energi Lebih Banyak
Proses pengisian baterai kendaraan listrik memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan mengisi tangki bahan bakar kendaraan konvensional. Penting untuk diingat bahwa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengisian baterai kendaraan listrik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kapasitas dari baterai kendaraan listrik, tipe pengisian daya (fast charging atau tidak), serta kondisi jaringan listrik yang ada. Secara umum, penggunaan daya standar yang terhubung ke stop kontak akan memakan waktu antara 8 jam sampai dengan 12 jam untuk pengisian baterai mobil listrik. Namun, seriring dengan perkembangan zaman, pengisian daya dapat diminimalkan menjadi kurang lebih 1 jam dengan melakukan pengisian daya super cepat (fast charging) di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Tentunya, biaya yang dikeluarkan untuk pengisian baterai kendaraan listrik di rumah akan lebih murah yaitu sekitar Rp 1.352/kWh, sedangkan untuk tarif di SPKLU sekitar Rp 1.650 - Rp 2.475.
Biaya Awal Tinggi
Meskipun biaya operasional kendaraan listrik lebih rendah, namun biaya pembelian awal kendaraan listrik cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Contoh yang paling terlihat jelas adalah perbedaan harga mobil listrik. Saat ini, mobil listrik yang paling murah berkisar dari harga Rp 290.000.000,00 (dua ratus sembilan puluh juta rupiah) dengan ukuran mobil yang relatif lebih kecil yaitu hanya muat untuk 4 orang maksimal. Berbeda dengan kendaraan konvensional yang dengan harga yang sama, bisa mendapatkan mobil yang muat bisa sampai 6 orang. Bahkan, harga mobil listrik bisa mencapai angka milyaran rupiah. Pembelian mobil listrik juga banyak yang harus pesan terlebih dahulu, jadi untuk waktunya juga akan lebih lama. Hal ini menjadi kendala bagi beberapa calon pembeli kendaraan listrik.
Diharapkan dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dna upaya dukungan kebijakan dari pemerintah, prospek kendaraan listrik akan semakin membaik. Dengan ini, harga kendaraan listrik akan semakin terjangkau. Terlebih lagi dengan di dukungnya kemajuan produksi baterai kendaraan listrik yang lebih efektif dan efisien, sehingga bisa menurunkan biaya pembuatan kendaraan listrik agar lebih terjangkau bagi lebih banyak orang.
Infrastruktur Pengisian Terbatas
Infrastruktur pengisian baterai kendaraan listrik yang bisa dipakai untuk umum atau SPKLU masih dalam fase perkembangan di Indonesia.
Fun Fact
Jumlah SPKLU di Indonesia pada Juni 2023 baru mencapai 842 Unit padahal target SPKLU di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2023 adalah 3.000 unit.
- Moeldoko (Kepala Staf Kepresidenan) -
Terlihat dari jumlah yang ada, memang SPLKU sebagai salah satu infrastruktur yang penting seiring dengan perkembangan kendaraan listrik memang penting. Moeldoko juga menyampaikan bahwa perkembangan kendaraan listrik harus berjalan bersamaan dengan infrastruktur seperti SPKLU yang ada. Hal ini menyebabkan aksesibilitas pengisian baterai menjadi lebih terbatas. Akibatnya, kendaraan listrik seringkali memiliki jangkauan terbatas dan akan sulit untuk digunakan jarak jauh. Padahal, dalam penggunaan kendaraan listrik bisa lebih hemat energi karena tidak banyak komponen mekanis sehingga bisa menempuh jarak yang jauh. Namun, karena keterbatasan SPKLU, jadi banyak masyarakat masih mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik karena aksesibilitas masih minim.
Pemerintah dan pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan infrastruktur pengisian kendaraan listrik, termasuk memberikan insentif dan dukungan untuk menghadirkan stasiun pengisian yang lebih efisien dan mudah di akses.
Perkembangan kendaraan listrik pasti akan semakin meningkat. Sebagai pembeli perlu untuk memperhatikan keunggulan dan kekurangan dari kendaraan listrik sebelum memutuskan untuk membeli. Selain itu, pelaku bisnis, termasuk perusahaan yang beroperasi di sektor manufaktur juga memiliki peran penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan teknologi dalam kendaraan listrik agar lebih efisien dan ramah lingkungan. Sebagai contoh, Imajin Manufacturing HUB, sebagai salah satu perusahan manufaktur juga berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung perkembangan kendaraan listrik. Dengan menjadi bagian dari sinergi ini, pengembang kendaraan listrik juga dapat berkolaborasi dengan Imajin untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik secara bersama-sama untuk mendorong dan mempercepat kemajuan industri manufaktur. Dengan kerja sama yang erat antara pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan solusi berkelanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan perekonomian negara
Comments